WELCOME TO MY BLOG

Sabtu, 27 Juni 2009

Ayo buat Surat Izin Mengemudi Sendiri!!


Anak remaja di Jakarta sekarang udah pada bawa kendaraan bermotor ke kampus ataupun ke sekolahan, tapi apakah mereka sudah punya Surat Izin Mengemudi alias SIM?..jawabnya,ada yang sudah ada yang belum. Nah, bagi yang belum ayo buat SIM karena menaati peraturan yang berlaku adalah wajib hukumnya tapi buatnya tanpa pake calo yee..“ Ah buat SIM pake calo aja “,mungkin pikiran lo seperti itu. Weitts jangan salah, sekarang buat SIM gak bisa pake karena CALO sudah dibumihanguskan dari pekarangan SAMSAT Daan Mogot ( kecuali lo punya kenalan orang dalem alias orang yang kerja di dalam SAMSAT) hhe. Nih, gw kasih tau gimana caranya mengurus SIM sesuai prosedur yang berlaku. Pengurusan SIM baru untuk wilayah Jakarta, cuma bisa dilaksanakan di SAMSAT Daan Mogot, Jakarta Barat.

Pertama lo harus menyiapkan dari rumah yaitu 3 lembar fotokopi KTP, Bolpen, Pensil 2B, penghapus karena kalau disana harganya lebih mahal dari pasaran.Terus setelah sampai parkiran lo langsung menuju loket kesehatan samping Masjid atau kantin untuk melakukan tes kesehatan, lo harus kasih selembar fotocopy KTP sama bayar administrasi 10.000 Rupiah, tes kesehatannya simpel, cuma menatap tembok yang ada huruf besar sampai kecil aja. Next, lo lanjut ke gedung seberang tempat parkir lalu masuk langsung menuju loket asuransi untuk mengurus asuransi kecelakaan diri pengemudi dari Asuransi Bhakti Bhayangkara disini lo bayar 15.000 rupiah. Setelah itu lo ke loket administrasi SIM baru, lo nanti isi formulir terus membayar Rp75.000 sebagai biaya administrasi pembuatan SIM. Selanjutnya lo langsung masuk ketempat ujian tertulis, lo bakal dikumpulin dikelas terus suruh kerjain soal soal yang diberikan Pak Polisi. Ingat perhatikan instruksi yang diberikan oleh Pak Polisi ya sebelum mengisi soal dan dijamin percuma nyontek karena soalnya ada 6 seri berbeda.Soalnya terdiri dari 30 soal. Setelah itu lanjut ke ujian praktek, untuk bisa ujian praktek lo harus lulus ujian tertulis minimal benar 18 soal. Kalo nggak lulus bisa ngulang 2 minggu lagi kok gratis. Buat yang lulus langsung menuju lapangan tempat ujian praktek, disana lo bakalan dibantu oleh pak polisi baik hati, perhatikan instruksi apa yang harus dilakukan untuk ujian praktek. Abis lo ujian praktek dan lulus( kalo gak lulus bisa ngulang 2 minggu lagi gratis), langsung menuju tempat foto, kemudian menuju tempat menunggu untuk mengambil SIM baru dehhh gratis minum loh ditempat menunggunya hhe..

Hha, jadi udah tau kan gimana ngurus SIM , emang gak simpel kayak pake calo yang tinggal nunggu langsung jadi. Tapi ini justru bagus, melatih kita membuang sifat malas yang berujung pada KKN. Kalo pake calo kapan kita punya pengalaman dan mau bebas dari KKN, apa kata dunia?!! Yang kedua kalo kita memang belum mampu membawa kendaraan bermotor ya jangan, karena buat SIM memang ditujukan untuk orang yang sudah bisa menggunakan kendaraan bermotor dengan baik, hhe.. ingat, peribahasa bersusah susah dahulu bersenang- senang kemudian. Bersusah susah dahulu untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. (aat)

Nasib Pengibar Sang Saka Merah Putih Pertama Kini


Jakarta - Di usianya yang ke-81, pria sepuh itu masih tetap menikmati hidupnya di pinggir rel Kalibata, Jakarta Selatan. Pria yang kini menderita stroke mata itu seharusnya bisa hidup lebih layak. Sebab, pria bernama Ilyas Karim adalah pelaku sejarah penting. Dialah pengibar pertama Sang Saka Merah Putih pada 17 Agustus 1945 lalu.


Anda tentu pernah melihat foto upacara pengibaran Bendera Merah Putih pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta Pusat. Di foto itu tampak dua orang pengibar bendera yang dikelilingi oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Ibu Fatmawati, dan Ibu Rahmi Hatta. Pemuda pengibar bendera yang bercelana pendek itulah Ilyas Karim.

Saat ini Ilyas tinggal di sebuah rumah sederhana di Jl. Rawajati Barat, Kalibata, Jakarta Selatan, bersebelahan dengan rel kereta api. Saat ditemui detikcom, Selasa (12/8/2008) kemarin, Ilyas masih tampak bugar. Meski gerak badannya tidak segesit dulu, namun dia tidak tampak bungkuk ataupun tergopoh ketika berjalan.


Ilyas menceritakan pengalamannya sebagai pengibar bendera Merah Putih pertama di republik ini. Waktu itu, Ilyas adalah seorang murid di Asrama Pemuda Islam (API) yang bermarkas di Menteng Jakarta Pusat. Malam hari sebelum dibacakan proklamasi kemerdekaan RI, Ilyas beserta 50-an teman dari API diundang ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56."Katanya ada acara gitu," tutur Ilyas.


Saat berkumpul di rumah Soekarno itulah Sudanco (Komandan Peleton) Latief menunjuknya untuk menjadi pengibar bendera di acara proklamasi kemerdekaan keesokan harinya. Satu orang pengibar yang lain yang ditunjuk adalah Sudanco Singgih, seorang tentara PETA. "Saya ditunjuk karena paling muda. Umur saya waktu itu 18 tahun," kata Ilyas.


Ilyas menceritakan pengalaman itu dengan penuh semangat. Matanya yang harus diplester agar tidak terpejam tampak berbinar. Ilyas memang menderita stroke mata. Dokter menganjurkannya untuk memlester kelopak matanya agar tidak terpejam. Sudah berbagai upaya pengobatan ditempuhnya namun belum juga membuahkan hasil.Meski dengan sakitnya itu, Ilyas tetap aktif beraktivitas.


Sejak tahun 1996 dia menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia yang memiliki cabang di 14 propinsi, antara lain di Medan, Riau, Jambi, Palembang, Banten, dan Ambon."Saya akan diganti tahun 2009 nanti," kata Ilyas.Yayasan itu sendiri bergerak di bidang sosial. Kegiatannya antara lain penyantunan anak yatim, pembangunan rutempat ibadah, dan penyantunan orang jompo.


Ilyas lahir di Padang, Sumbar. Dia sekeluarga baru menetap di Jakarta pada 1936. Ayahnya dulu seorang camat di Matraman. Di zaman penjajahan Jepang, ayahnya dibawa ke Tegal dan dieksekusi tentara Jepang. Sejak saat itu, Ilyas menjadi yatim. Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih itu, Ilyas kemudian menjadi tentara.


Pada 1948, Ilyas dan sejumlah pemuda di Jakarta diundang ke Bandung oleh Mr Kasman Singodimejo. Di Bandung, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kesatuan tentara ini kemudian ini nama Siliwangi. Nama Siliwangi merupakan usul dari Ilyas. Sebagai tentara, Ilyas pernah diterjunkan di sejumlah medan pertempuran di berbagai daerah, termasuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Libanon dan Vietnam.


Pada 1979, Ilyas pensiun dengan pangkat letnan kolonel. Kehidupannya mulai suram, karena dua tahun kemudian dia diusir dari tempat tinggalnya di asrama tentara Siliwangi, di Lapangan Banteng, Jakpus.

Sejak saat itu hingga saat ini dia tinggal di pinggir rel KA. (sho/asy)Shohib Masykur - detikNews


"HARGAILAH PARA PAHLAWANMU JIKA KAMU MENGHARGAI NEGARA DAN DIRIMU"

AHMAD SAFWAT

Tulisan Seorang Pemuda Indonesia


MERAH PUTIH DAN KEDAULATAN NKRI adalah harga mati bung.!!


Jangan sampai NKRI dipermainkan dan diusik oleh negara asing yang mau mencaplok kedaulatan...

Tembak peringatan..

masih bandel tembak peringatan ke 2.

masih nakal juga sesuai HUKUM INTERNASIONAL..

warning by radio jika diindahkan lalu kirim pesan perang.!!


Rapatkan barisan tentaraku angkat sejatamu

disini kuangkat cangkul dan garpuku demi bangsaku, majulah tentara aku mendukung dibelakangmu


Wahai bapak Presiden dan jajaran pemimpin lainnya tolong ambil langkah tegas, kasihan prajurit di lapangan sudah gregetan pengen nembak tp ga bisa2 gara2 protap..


PERTAHANKAN KEDAULATAN NKRI SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN..

JAYA-JAYALAH TNI, RAKYAT AKAN MEMBANTU KALIANJIKA IBU PERTIWI MEMANGGIL....

Rabu, 17 Juni 2009

Jeritan Seorang Pemuda Indonesia


Apalah arti negara ini tanpa sebuah kedaulatan..


wahai pemerintah, jangan kau diam lagi..

kami tak sanggup menahan terus menerus dilecehkan oleh negara tetangga

sungguh jiwa ini tak tenang melihat kedaulatan NKRI dan kebebasan warga negara Indonesia terus diusik oleh negara tetangga...


Ya Allah berikanlah jalan kepada Bangsa ini untuk lepas dari provokasi asing..aminn...

Ya Allah berikanlah kami kekuatan meghadapi cobaan ini...amiinn

Ya Allah berikanlah kami kesabaran dalam mengadapi cobaan ini aminnn


Mudah2an masalah Ambalat bisa diselesaikan secara damai amiinn

tapi seandainya tidak dapat melalui jalan damai..

Mari kita bersatu padu..kibarkan semangat juang 45 mu...

Niatkan dalam hati,kita berjuang untuk melawan tindakan zhalim dari negeri tetangga(mempertahankan kedaulatan),bukan untuk melakukan agresi..


Ingat Kedaulatan adalah harga mati!!!